Thursday, April 18, 2019

Filled Under:

PROFIL GUS MUWAFIQ JOGJA

       Gus Muwafiq, begitu biasa dikenal banyak orang, beralamat tinggal di Perum Jombor
 Pratama No. 19, Mlati, Sleman, Yogyakarta. Dari jalan layang Jombor, turun
 ke bawah, ada Indomaret depan Terminal Jombor sekaligus pangkalan ojek.
 Dari situ masuk menuju Perumahan Jombor Baru lurus mentok, kemudian ke 
kanan 200an meter. Sebelum masjid/makam, ada perumahan. Depannya berdiri 
bendera hijau lambang Nahdlatul Ulama. Di situlah tempat tinggal Gus Muwafiq.
Nama lengkapnya Ahmad Muwafiq. Orang biasa menyebutnya Kiai Muwafiq, 
Gus Muwafiq atau Cak Afiq. Berbadan tinggi besar, kulitnya hitam kecoklatan 
dan berrambut gondrong. Ia dulu kuliah di IAIN Jogjakarta dan menadi aktivis 
pergerakan. Pernah menjadi Sekjend Mahasiswa Islam se-Asia Tenggara. 
Kemudian ketika Gus Dur menjadi presiden, ia menjadi asisten pribadinya.
Selain selesai dalam soal agama karena alumnus pesantren, ia dikenal luas 
pemahaman politik dan sejarahnya. Juga, terkenal jadug atau kebal. Konon, 
ketika Gus Dur akan dilengserkan pada Mei 2001, ia di depan pasukan berani mati, 
sendirian mengangkat mobil panser milik TNI dengan tangan kirinya. Peristiwa itu 
kemudian diabadikan oleh wartawan dan menjadi headline di Kompas.
Dai untuk Millenial Zaman Now
KH. Achmad Muwafiq
Jika kamu – para generasi millenials – ingin mencari pendakwah Islam yang teduh, 
inspiratif dan kaya akan makna, namun juga santai (tidak radikal), ada banyak 
para dai atau pendakwah yang keren. Salah satunya adalah pendakwah kelahiran
 Lamongan, yang kini tinggal di Yogyakarta: Kiai Ahmad Muwafiq atau Gus Muwafiq.
Jadi, jika kamu ingin ngaji online via YouTube, tak ada salahnya – baik sekali malah 
 jika kamu ketik di kolom pencarian YouTube dengan nama “Gus Muwafiq”, yang 
membahas pelbagai tema dan persoalan mutakhir. Mengapa Gus Muwafiq? 
Berikut beberapa alasan yang perlu menjadi pertimbangan. Sehingga, kamu 
menjadi lebih mantap dalam menyimaknya.
Pertama, santri yang mumpuni. Gus Muwaffiq merupakan santri yang sudah lama 
mengenyam pendidikan pesantren – sebuah lembaga pendidikan tertua di Indonesia – 
 sehingga pemahaman keagamaan beliau mumpuni dan khas. 
Khasnya adalah pemahaman Islam yang dianut mayoritas muslim Indonesia. 
Muslim Indonesia merupakan muslim yang menganut madzhab empat, khususnya 
Imam Syafi’i yang lebih dominan. Selain itu, Islam jebolan pesantren terbukti mampu
 “kawin” dengan tradisi dan budaya Nusantara. Jadi, soal khasanah Islam dalam 
al-Quran, hadits maupun kitab-kitab klasik, beliau mumpuni.
Kedua, paham sejarah dan hafal. Gus Muwafiq merupakan sosok yang sadar dan 
paham sejarah. Mengapa sejarah penting? Karena dengan berpijak pada sejarah 
itulah kita umat Islam membangun masa depan. Dan beliau, paham sejarah baik 
dari teori penciptaan alam semesta, jaman nabi-nabi, sejarah Islam pasca Nabi 
Muhammad Saw., geo-ekopol Internasional, sampai sejarah Nusantara.
 Oh ya, hafalan beliau juga sangat kuat. Tidak hanya mengerti tetapi memahami. 
Berbagai silsilah keilmuan, tokoh maupun dinasti beliau hafal di luar kepala.
 Ini memudahkan kamu dalam mencerna pola-pola dalam belajar agama.
Ketiga, Mantan aktivis. Sebelum keliling dakwah seperti sekarang, beliau telah 
mumpuni menjadi aktivis kampus. Gus Muwafiq aktif di lingkaran PMII dan
 Mahasiswa NU. Pengembaran Intelektual dan “Jalanan”-nya beliau tempuh 
dari kota pelajar: di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, sampai ke Mancanegara 
karena pernah menjadi Sekretaris Jenderal Mahasiswa Islam se-Asia Tenggara. 
Salah satu keunggulan aktivis muslim adalah tahu konsep (dan wacana Islam 
kontemporer), tahu medan, tahu peta politik, dan bergelut dengan realitas. 
Wajar kalau beliau – selain keliling Indonesia – juga sering diundang ceramah
 ke luar negari.
Keempat, humoris. Jangan heran kalau kamu berlama-lama menyimak pengajian 
beliau (entah online maupun offline), tak bosan karena pembawaannya yang 
kocak dan penuh dengan humor. Humor memang menjadi penting dalam suatu 
ceramah karena membuat jamaah tidak ngantuk, tidak jenuh dan menjadikan otak 
kembali fresh. Kelima, mudah dicerna. Bahasa yang beliau gunakan adalah bahasa para audiens-nya. 
Jika di kampus dengan para mahasiswa atau akademisi, beliau bisa dengan bahasa ilmiah. 
Jika dengan masyarakat awam, beliau bisa cerita dengan nalar, tradisi dan psikologi
 umum masyarakat. Jika dengan para pemuda, beliau juga bisa santai dan tahu 
apa yang hits dan menjadi tantangan generasi muda hari ini. Meski demikian, 
dalam penggunaan bahasa Indonesia kadang beliau ada beberapa hal yang 
kurang (menurut saya). Dan ini pernah diakui beliau. Secara, beliau mengaku 
menggunakan bahasa Indonesia baru semenjak kuliah. Sebelum itu menggunakan 
bahasa Jawa, khususnya Jawa Timuran.
Itulah sekilas sosok Gus Muwafiq yang mungkin sedikit membantu memantapkan 
kamu para generasi millenials zaman now dalam memilih dai, jika ingin mendengarkan
 pengajian online via YouTube. Jangan sampai salah memilih pendakwah, karena 
akibatnya kamu bisa terprovokasi. Alih-alih mendapat ilmu, dapatnya malah 
kebencian (bahkan yang ekstrim) saling mengkafirkan sesama Islam. 
Jadi, selamat menikmati pengajian-pengajiannya!

0 komentar:

Copyright @ 2013 IKATAN KELUARGA BESAR HAJI ABU BIN HAJI RAIS.