Sebelum kita kupas
judul di atas akan sangat membantu bila kita ingat perak kosa kata Arab terhadap
sejarah perkembangan bahasa Indonesia yang dibuktikan dari sejarah masuknya
Islam di Indonesia. Hal ini dapa kita selidiki dari kata-kata sehari-hari
Bahasa Indonesia yang selalu kita temukan kata-kata yang berasal dari Bahasa
Arab, seperi ustadz, kitab, imam, hadir, dan seterusnya.
Dalam tulisan
sederhana ini aka mempermasalahkan bagaimana pengucapan kata-kata pungut yang
berasal dari Bahasa Arab itu dalam kehidupan sehari-hari. Karena dalam bahasa
tulis sudah jelas Pusat Bahasa telah memutuskan dalam penulisan kata-kata
pungut yang dituangkan dalam PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia).
Contoh:
No
|
Kata Pungut
Bahasa Arab
|
Penulisan
|
1.
|
Allohu
|
Allah
|
2.
|
sahuurun
|
sahur
|
3
|
Insya Alloh
|
Insa Allah
|
Yang menjadi
masalah adalah bagai mana pengucapan kata-kata pungut Bahasa Arab itu menurut
fonologi Bahasa Indonesia?
T.J. Sobari dalam
Materi Bahasa Indonesia jilid satu memberi gambaran pengucapan bahasa Indonesia
seperti:
1. huruf a: selalu
diucapkan sempurna{a tetap diucarkan a}\)
2. huruf H:
a. diucapkan
sempurna(h diucapkan tetap h) bila
diapit oleh dua huruf yang sama, seperti jahat, pahat, suhud,dsb
b. diucapkan tidak
sempurna (h diucapkan tipis atau hampir tidak diucapkan) bila diapit oleh dua
huruf yang tidak sama, seperti ,: lihat, pahit, dsb
Dari uraian di atas
dapat kita tangkap ada beberapa pengaruh terhadap kata-kata pungut dari Bahasa
Arab dan dapat menimbulkan beda pendapat antara para ustadz bahasa Arab dab
guru Bahasa Indonesia, seperti, ustadz mengatakan Alloh dengan tulisan Alloh
guru Bahasa Indonesia mengunapkan Allo dengan tulisan Allah.
Saran penulis bila
gunakan bahasa tulis kita wajib ikuti Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia,
Dalah bahasa lisan
agar artinya mantap hendah mengikuti ucapan aslinya.
Demikian sedikit
wawasan semoga bermanfaat, Aamiin
0 komentar:
Post a Comment